Labusel, bintangharian.com – Proses belajar-mengajar di SDN 27 Kotapinang kini jauh dari kata nyaman. Sekolah yang berdampingan langsung dengan Pasar Kotapinang ini harus berjibaku dengan aroma menyengat limbah pasar, genangan banjir saat hujan deras, serta suara bising dari pabrik penggilingan bakso yang berada tepat di sebelah sekolah.
Tak hanya itu, kondisi ruangan belajar juga memprihatinkan. Dari total 310 siswa yang terbagi ke dalam 14 rombongan belajar (rombel), hanya tersedia 9 ruang kelas aktif. Jelas ini sangat tidak ideal, apalagi standar rombel maksimal hanya 28 siswa.
Kondisi ini menjadi sorotan tim Ikatan Wartawan Online (IWO) Labuhanbatu Selatan yang dikomandoi Candra Marwansyah Siregar, SH. Mereka mendatangi langsung Kepala Sekolah SDN 27 Kotapinang, Fatimah Hanum Nasution, Kamis (10/4/25).
“Kondisi ini sudah kami rasakan bertahun-tahun. Kami sudah berkali-kali menyampaikan permohonan ke Dinas Pendidikan untuk penambahan ruang kelas baru, tapi hingga kini belum juga ada realisasi,” ungkap Fatimah.
Keluhan lainnya datang dari keberadaan pedagang yang berjualan tepat di depan gerbang sekolah. Selain menimbulkan kesan kumuh, aktivitas mereka juga mengganggu keamanan dan kenyamanan siswa.
“Pernah petugas Dishub dan Satpol PP turun menertibkan pedagang dan lalu lintas, tapi hanya dua hari saja. Setelah itu kembali seperti semula,” tambahnya.
Meski dihimpit berbagai keterbatasan, Fatimah dan para guru tetap berkomitmen memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. Namun ia berharap Pemkab Labusel, khususnya Dinas Pendidikan, bisa segera tanggap.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan yang juga menjabat PPK, Julpan Amsar, menjelaskan bahwa pembangunan ruang kelas baru untuk SDN 27 masih menunggu selesainya proyek di SDN 02 yang letaknya berdekatan.
“Saya akan membawa semua keluhan ini ke rapat koordinasi lintas instansi, karena ini menyangkut beberapa dinas seperti PUPR untuk drainase, dan Satpol PP untuk penertiban pedagang,” ujarnya saat ditemui tim IWO di salah satu kafe dekat rumah dinas Bupati Labusel, Kamis pagi.
Menariknya, pertemuan ini terjadi bukan di kantor dinas, melainkan di sebuah kafe yang menjadi tempat bersantai beberapa ASN, termasuk seorang Irban dari Inspektorat Labusel, saat jam kerja.
Ketua IWO Labusel, Candra Marwansyah Siregar, SH, menyesalkan hal tersebut dan berharap Bupati Labusel segera menindaklanjuti keluhan warga SDN 27, sekaligus menertibkan pegawai Pemkab yang nongkrong di kafe saat jam dinas.
“Ini soal masa depan anak-anak kita. Sudah saatnya Bupati menjawab janji kampanyenya untuk memajukan pendidikan, bukan malah membiarkan persoalan ini berlarut-larut,” tegas Candra.