Labuhanbatu Selatan, bintangharian.com 31 Juli 2025 — Forum Wartawan Bersatu (FWB) Kabupaten Labuhanbatu Selatan menggelar rapat konsolidasi sebagai respons atas dugaan kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh Ketua sebuah yayasan sekolah di Sungai Kanan terhadap Hasanuddin Hasibuan, jurnalis stringer TV ONE Labusel.
Rapat berlangsung di Warkop Amalia, Lingkungan Simaninggir, Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang, dan dihadiri oleh berbagai organisasi pers seperti Ikatan Wartawan Online (IWO), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Wartawan Nasional Indonesia (AWNI), Pro Jurnalis Media Siber (PJS), serta Aliansi Komunikasi Wartawan (ALKOWAR).
Dalam pertemuan itu, para jurnalis menyatakan sikap tegas terhadap segala bentuk intimidasi dan kekerasan yang menghalangi kerja jurnalistik, sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Ini bukan hanya persoalan personal, tetapi menyangkut kebebasan pers yang menjadi pilar demokrasi. Kami tidak akan tinggal diam,” ujar salah satu perwakilan aliansi.
FWB Labusel menyepakati sejumlah langkah konkret, termasuk rencana aksi damai di depan Mapolres Labuhanbatu Selatan dan kantor Kementerian Agama (Kemenag) Labusel. Mereka mendesak aparat penegak hukum untuk segera memanggil dan memeriksa Ketua Yayasan yang diduga menjadi pelaku kekerasan terhadap jurnalis.
Tak hanya itu, forum juga menuntut klarifikasi atas pernyataan pihak yayasan yang menyebut pemberitaan media sebagai informasi palsu atau hoaks. Pernyataan tersebut dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap profesi jurnalis dan upaya mendiskreditkan media.
Forum Wartawan Bersatu menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Mereka meminta semua pihak, termasuk institusi pemerintah dan masyarakat, untuk mendukung penegakan keadilan bagi insan pers.
“Intimidasi terhadap jurnalis adalah ancaman terhadap demokrasi. Kami akan terus bergerak hingga keadilan ditegakkan,” tegas pernyataan bersama Forum Wartawan Bersatu Labusel.
